Salah satu penyesalan terbesar dalam hidup saya baru saja terjadi malam ini. Karena saya lalai, Bri jatuh dan dahinya membentur lantai. Tadi saya lemas sekali melihat darah mengucur deeas dari dahinya. Dan lebih lemas melihat luka yang menganga.
Tanpa pikir panjang dengan baju bersimbah darah, saya dan Pak B langsung menuju klinik terdekat membawa bri yang hanya pakai kaus dan pampers. Panik. Tegang.
Ternyata lukanya harus dijahit agar tidak menimbulkan bekas yang menganga. Oh, saya hanya bisa memegangi Bri saat disuntik bius dan dijahit. Rasanya sesak sekali melihat anak terluka karena saya lalai.
Saya minta maaf dan dengan senyum setelah tangis, Bri tepuk tepuk pundak saya dan bilang “Iya, Mama”. Entah dia mengerti atau tidak dengan penyesalan saya. *Dan saya masih menahan tangis saat menulis ini sambil menidurkan dia*.
Tapi saya jadi ingat, tadi dia menangis kencang saat melihat baju papanya penuh darah dan bilang “Papa berdarah..Papa berdarah”. Duh Nak, mama terharu dan makin nyesek mengingatnya.
Cepet sembuh, sayang. Semoga bekas lukanya tidak kentara ya. Maaf ya. Ini akan jadi penyesalan terbesar mama sekaligus pengingat betapa kamu berharga dan mama tidak boleh lalai menjagamu.