Lima Tahun

Semalam saya tidak bisa tidur sampai menjelang pagi karena ada masalah mendadak di kantor yang bikin puyeng. Besoknya pagi-pagi saya langsung berangkat dengan pikiran yang sudah tertancap di kantor. Rasanya ingin cepat-cepat sampai untuk mengecek masalah dengan mata kepala saya sendiri. Saya lupa sama sekali kalau hari ini itu ulang tahun pernikahan saya, sampai Pak B mengucapkan lewat whatsapp.

Lima tahun, usia yang masih balita. Kalau ibarat anak-anak, kami baru mau masuk TK. Tapi tentu saja kami tidak bisa bermain-main seperti anak-anak yang baru mau masuk TK. Hahaha. Untuk lima tahun ini, saya bersyukur diberikan pasangan yang bisa menyeimbangkan saya. Kalau saya marah, dia meredam. Kalau saya sedih, dia menghibur. Kalau saya ngamuk, dia kalem. Ini kenapa kesannya jadi saya terus yang temperamental? Haha. Tapi semua ketenangan dia tidak menunjukan dia lemah, malah sebenarnya dia kuat. Kuat menahan ego, kuat menghalau badai segelap apapun di hari saya, kuat berbagi peran dengan saya untuk mengasuh dan mengasihi Bri.

Tentu saja kami secara pribadi tidak sempurna. Meski begitu, kami terus berusaha saling melengkapi untuk menjadi semakin baik dalam peran kami dalam rumah tangga. PR besar kami tentu saja untuk membesarkan Bri (dan mungkin adiknya, who knows), ini menciptakan list “task to do” yang panjang yang harus kami bahas berdua.

Tapi kami mau tetap menjalani pernikahan ini dengan sukacita, dengan fun, dengan happy!! Ini juga penting banget deh, supaya muka saya tidak semakin cepat keriput, atau rambut Pak B tidak semakin cepat menghilang (Oh, ini sih genetis sepertinya).

Selamat lima tahun ya Pak B. You know how grateful i am to have you as my lifetime partner!

8 thoughts on “Lima Tahun

Leave a reply to imeldasutarno Cancel reply