Minggu pagi yang berhujan, perdebatan tentang siapa yang duluan mandi sebelum berangkat ibadah sudah seperti rutinitas di minggu pagi kami. Anak kecil dibangunkan, diajak mandi, malah meluk guling lagi dan bilang “mama duluan yang mandi, habis itu baru papa dan terakhir aku”. Anak kecil yang suka tawar menawar. Hfft.
Tidak heran sih, karena hal itu dia contoh tidak lain dan tidak bukan dari kami..si orang tua yang suka tawar menawar soal mandi.
P : Kamu duluan deh mandi..plis..aku mau tidur 5 menit lagiiiii…
Pak B : Lah..minggu kemaren kan aku duluan yang mandi, sekarang giliran kamu lah
(Yaampun..tepok jidat)
Setelah semua siap, berangkatlah kami menuju gereja. Tapi di tengah jalan, ah bang angkot berhenti sembarangan menunggu penumpang di depan stasiun, bikin kemacetan yang tak perlu. Diburu waktu, emosilah Pak B
Pak B : Bang, minggir sedikit supaya bisa lewat! (Nada sedikit tinggi, muka ngotot ngajak berantem)
Bri : Papa jangan marah-marah dong. Biasanya kan mama yang marah-marah di jalan.
(Mama hanya bengong dan tutup muka, “tamparan”mu perih banget nak).
Sampai gereja, si kecil sekolah minggu tapi jutek sekali sama guru-guru yang mengajar. Memang butuh pemanasan yang lumayan lama untuk bermanis manja sama si kecil ini. Sampai gurunya bertanya..
Bu Guru : Bri, kamu jutek kayak siapa sih? (Pertanyaan retorika, yg sudah tahu jawabannya)
Bri : Aku kan galak mirip mama
Bu Guru : (Tertawa puas sambil nunjuk-nunjuk hidung mamanya Bri)
P : *ketawa pedih*
Okesip, ini bukan contoh yang baik ya ibu-ibu yang budiman. Ini adalah bukti nyata betapa cepat anak-anak meniru dari orang tua dan lingkungan sekitar. Yang pasti, ini PR saya untuk semakin hati-hati berbicara dan bersikap, terutama di depan si kecil. Semangat! 💪💪
hahaha mamanya galak 😛
LikeLike
Hahaha..itu sih kesimpulannya.. 😀
LikeLike
ikut baca ya …… nice blog …. natural
LikeLike